Muslimspot.com

Rabu, 30 April 2008

Iman Kepada Allah SWT.

Oleh: Jondra Pianda, S.Sy.
A. Pengertian Iman Kepada Allah

Iman secara bahasa berasal dari bahasa arab “amana” yang berarti percaya. Sedangkan secara istilah iman berarti percaya dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan. Rasulullah bersabda terkait pengertian iman, pernah bersabda yang berbunyi sebagai berikut:

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، … وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ )رواه مسلم(
Artinya: “Dari sahabat Umar ra: “Tengah kami duduk pada suatu hari bersama-ama Rasulullah saw, datanglah seorang laki-laki, putih bersih pakaiannya, hitam berih rambutnya, … Orang itu bertanya pula: “terangkanlah padaku tentang arti iman!” nabi menjawab: “ialah bahwa engkau percaya kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada hari kiamat, dan hendaklah engkau beriman kepada qadr yang baik dan yang buruk.” (Hadis Riwayat Muslim dari Umar).



Dengan demikian, maka pengertian iman kepada Allah adalah percaya dalam hati adanya Allah swt, dituntukkan dengan ucapan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Adapun untuk membuktikan adanya Allah itu adalah dengan mempelajari, menghayati dan memahami ciri kekuasaan Allah berupa alam semesta ini. Semua itu dapat terjadi karena Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna dan pasti dimilikiNya, yang kemudian dikenal dengan sifat wajib bagi Allah swt.



B. Sifat wajib dan sifat mustahil bagi Allah swt

1. Macam-Macam Sifat Bagi Allah

a. Sifat wajib bagi Allah, adalah sifat-sifat kesempurnaan yang pasti dimiliki Allah, yang jumlahnya ada tiga belas, sebagian ulama berpendapat jumlah sifat wajib bagi Allah adalah 20.

b. Sifat mutahil bagi Allah, adalah sifat yang lemah dan tidak mungkin (mustahil) dimiliki Allah. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat wajib sehingga jumlahnya sama dengan sifat wajib.

c. Sifat jaiz bagi Allah, adalah sifat yang serba mungkin bagi Allah sesuai dengan kehendak-Nya.



2. Macam-Macam Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Allah

a. Wujud artinya ada. Sifat mustahilnya ‘Adam artinya tidak ada. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang sifat ini adalah qur’an surat al-a’raf (7) ayat 54.

žcÎ) ãNä3­/u‘ ª!$# “Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚö‘F{$#ur ’Îû Ïp­GÅ™ 5Q$­ƒr& §NèO 3“uqtGó™$# ’n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóムŸ@ø‹©9$# u‘$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜtƒ $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàf‘Z9$#ur ¤Nºt¤‚|¡ãB ÿ¾Ín͐öDr'Î/ 3 Ÿwr& ã&s! ß,ù=sƒø:$# âöDF{$#ur 3 x8u‘$t6s? ª!$# >u‘ tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ

Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.”



Pada ayat dan artinya yang bergaris bawah dia atas, adalah perkataan Allah yang menunjukkan bahwa Allah memiliki satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya yaitu sifat wujud yang berarti ada.

b. Qidam artinya dahulu. Sifat mustahilnya adalah Hudus berarti baru. Maksudnya bahwa Allah adalah yang paling awal sebelum adanya alam semesta ini. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang hal ini adalah qur’an surat Al-Hadid (57) ayat 3 yang berbunyi:

uqèd ãA¨rF{$# ãÅzFy$#ur ãÎg»©à9$#ur ß`ÏÛ$t7ø9$#ur ( uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« îLìÎ=tæ ÇÌÈ

Arinya: “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”



Adapun yang maksud dari ayat di atas bahwa: “yang Awal” ialah yang telah ada sebelum segala sesuatu ada. Sedangkan “yang Akhir” ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah. kemudian “yang Zhahir” ialah yang nyata adanya karena banyak bukti- buktinya. Dan “yang Bathin” ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.



c. Baqa’ artinya kekal. Sifat mustahilnya Fana’ yang artinya rusak. Bahwa pada setiap akhir dari segala sesuatu baik manusia, hewan ataupun tumbuhan di dunia ini adalah kerusakan, kecuali Allah swt yang Maha Kekal. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang hal ini adalah qur’an surat Al-Rahman (55) ayat 26-27 yang berbunyi:

‘@ä. ô`tB $pköŽn=tæ 5b$sù ÇËÏÈ 4’s+ö7tƒur çmô_ur y7În/u‘ rèŒ È@»n=pgø:$# ÏQ#tø.M}$#ur ÇËÐÈ

Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa (26). Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (27).”



d. Mukhalafatuhu Lilhawadisi, artinya berbeda dengan makhluk. Sifat mustahilnya adalah Mumatsalatuhu Lilhawadisi, artinya serupa dengan makhluk. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang sifat ini adalah qur’an surat As-Sura (42) ayat 11, yang berbunyi:

ãÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur 4 Ÿ@yèy_ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& $[_ºurø—r& z`ÏBur ÉO»yè÷RF{$# $[_ºurø—r& ( öNä.ätu‘õ‹tƒ ÏmŠÏù 4 }§øŠs9 ¾ÏmÎ=÷WÏJx. Öäï†x« ( uqèdur ßìŠÏJ¡¡9$# 玍ÅÁt7ø9$# ÇÊÊÈ

Artinya: “(dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.”



e. Qiyamuhu Binafsihi, artinya berdiri (eksis) sendiri tanpa bantuan yang lain. Sifat mustahilnya Qiyamuhu bighairihi, artinya berdiri dengan bantuan yang lain. Ayat al-qur’an yang menjelaskan tentang hal ini adalah qur’an surat Al-Isra’ (17) ayat 111:

È@è%ur ߉ôJptø:$# ¬! “Ï%©!$# óOs9 õ‹Ï‚­Gtƒ #V$s!ur óOs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! Ô7ƒÎŽŸ° ’Îû Å7ù=ßJø9$# óOs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! @’Í<ur z`ÏiB ÉeA—%!$# ( çn÷ŽÉi9x.ur #MŽÎ7õ3s? ÇÊÊÊÈ

Artinya: “Dan Katakanlah: "Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.”



f. Wahdaniyah, artinya Esa atau Tunggal. Sifat mustahilnya Ta’addud artinya berbilang atau lebih dari satu. Kateraturan dalam menata alam semsta ini merupakan bukti bahwa Allah itu Tunggal dan tidak berbilang. Ayat yang berbicara tentang sifat ini adalah qur’an surat An-Nahl (16) ayat 51, yang berbunyi:

tA$s%ur ª!$# Ÿw (#ÿrä‹Ï‚­Gs? Èû÷üyg»s9Î) Èû÷üuZøO$# ( $yJ¯RÎ) uqèd ×m»s9Î) Ó‰Ïnºur ( }‘»­ƒÎ*sù Èbqç6ydö‘$sù ÇÎÊÈ

Artinya: “Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua Tuhan; Sesungguhnya Dialah Tuhan yang Maha Esa, Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut".



g. Qudrah, artinya berkuasa. Sifat mustahilnya adalah ‘Ajzun berarti lemah. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang hal ini adalah qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 20, yang berbunyi:

… 4 žcÎ) ©!$# 4’n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏ‰s% ÇËÉÈ

Artinya: “… Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”



h. Iradah, artinya berkehendak atau mempunyai kemampuan. Sifat mustahilnya karahah artinya terpaksa. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang masalah ini adalah qur’an surat Yasin (36) ayat 82, yang berbunyi:

!$yJ¯RÎ) ÿ¼çnãøBr& !#sŒÎ) yŠ#u‘r& $º«ø‹x© br& tAqà)tƒ ¼çms9 `ä. ãbqä3uŠsù ÇÑËÈ

Artinya: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.”



i. ‘Ilmun, artinya mengetahui, memiliki pengetahuan yang sempurna atau pandai. Sifat mustahilnya adalah Jahlun artinya bodoh. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang masalah ini adalah qur’an surat Al-Hujarat (49) ayat 16, yang berbunyi:

ö@è% šcqßJÏk=yèè?r& ©!$# öNà6ÏZƒÏ‰Î/ ª!$#ur ãNn=÷ètƒ $tB ’Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ’Îû ÇÚö‘F{$# 4 ª!$#ur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ÒO‹Î=tã ÇÊÏÈ

Artinya: “Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, Padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?"



j. Hayyah, artinya hidup. Sifat mustahilnya adalah Mautun artinya mati. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang sifat ini adalah qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 255, yang berbunyi:

ª!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ÓyÕø9$# ãPq•‹s)ø9$# 4 Ÿw ¼çnä‹è{ù's? ×puZÅ™ Ÿwur ×PöqtR 4 ¼çm©9 $tB ’Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ’Îû ÇÚö‘F{$# 3 … ÇËÎÎÈ

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi…”



k. Sama’, artinya Mendengar. Sifat mustahilnya adalah Samamun, artinya tuli. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang hal ini adalah qur’an surat Al-Anbiya’ (21) ayat 4, yang berbunyi:

tA$s% ’În1u‘ ãNn=÷ètƒ tAöqs)ø9$# ’Îû Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur ( uqèdur ßì‹ÏJ¡¡9$# ÞOŠÎ=yèø9$# ÇÍÈ

Artinya: “Berkatalah Muhammad (kepada mereka): "Tuhanku mengetahui semua Perkataan di langit dan di bumi dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".



l. Basar, artinya melihat. Sifat mustahilnya adalah ‘Ama, artinya buta. Ayat Al-Qur’an yang berbicara masalah ini adalah qur’an surat Al-An’am (6) ayat 103, yang berbunyi:

žw çmà2Í‘ô‰è? ㍻|Áö/F{$# uqèdur à8Í‘ô‰ãƒ t»|Áö/F{$# ( uqèdur ß#‹Ïܯ=9$# 玍Î6sƒø:$# ÇÊÉÌÈ

Artinya: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui.”



m. Kalam, artinya berkata atau berfirman. Sifat mustahilnya adalah Bukmun, artinya bisu. Al-qur’an merupakan bukti nyata bahwa Allah Berbicara dan tidak diam saja atau bisu. Ayat al-qur’an yang berbicara tentang sifat terakhir ini adalah qur’an surat An-Nisa (4) ayat 164, yang berbunyi:

… 4 zN¯=x.ur ª!$# 4Óy›qãB $VJŠÎ=ò6s? ÇÊÏÍÈ

Artinya: “…. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.”



Dalam tafsirnya dijelaskan bahwa Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa a.s. merupakan keistimewaan Nabi Musa a.s., dan karena Nabi Musa a.s. disebut Kalimullah. sedang Rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. Dalam pada itu Nabi Muhammad s.a.w. pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu mi'raj.



C. Dalil Aqli dan dalil Naqli: Metode untuk Menunjukkan Tanda-Tanda Adanya Allah swt.

1. Pengertian Dalil Aqli dan Dalil Naqli

Dalil aqli adalah dalil untuk menunjukkan adanya Allahh swt. Yang bersumber pada akal pikiran yang sehat. Sedangkan dalil naqli adalah dalil untuk menunjukkan adanya Allah swt. Yang bersumber pada ayat al-qur’an atau hadis Rasulullah saw.



2. Contoh Dalil Aqli dan Dalil Naqli

Allah sawt. Adalah zat yang ghaib, tidak ada seorang pun yang dapat melihat Allah swt. Namun demikian kita harus meyakini bahwa Allah swt itu benar-benar ada. Adanya Allah swt tersebut dapat dibuktikan dengan akal pikiran yang sehat (dalil aqli). Bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari kita temui adanya benda-benda seperti rumah, meja, kursi dan lain sebagainya. Secara sederhana kita bertanya apakah benda-benda itu dapat ada dengan sendirinya tanpa ada yang membuat? Maka jawabannya adalah tidak. Sebab benda-benda itu tadi pasti ada yang membuatnya, yaitu manusia.

Begitu pula halnya, jika kita bertanya: apakah matahari, bulan, bintang, langit, dan gunung itu adanya dengan sendirinya? Tentu jawabannya juga adalah tidak. Sebab benda-benda itu tadi pasti ada yang menciptakan. Manusia kah? Tidak, menusia tidak mampu. Maka Tuhan lah yang paling mungkin menciptakannya, yaitu Allah swt.

Tentang siapa Pencipta seisi langit dan bumi ini dapat pula dibuktikan dengan firman Allah dalam al-qur’an, yaitu sebagaimana tercantum dalam qur’an surat Fatir (35) ayat 1, yang berbunyi:

߉ôJptø:$# ¬! ̍ÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur È@Ïã%y` Ïps3Í´¯»n=yJø9$# ¸xߙ①þ’Í<'ré& 7pysÏZô_r& 4‘oY÷V¨B y]»n=èOur yì»t/â‘ur 4 ߉ƒÌ“tƒ ’Îû È,ù=sƒø:$# $tB âä!$t±o„ 4 ¨bÎ) ©!$# 4’n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏ‰s%

Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”



Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa segala tindak-tanduk termasuk tentang keberadaan Allah swt. Bukanlah sesuatu yang diada-adakan atau mengada-ada melainkan terbukti secara akal (logika) dan secara ajaran dalam al-qur’an. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.





D. Hikmah iman kepada Allah

Di antara hikmah beriman kepada Allah swt. Adalah sebagai berikut:

1. Menyadari akan kelemahan dan kekurangan diri kita di hadapan Allah swt., sehingga kita tidak takabbur dan tidak meremehkan orang lain.

2. Menyadari bahwa segala yang kita nikmati dalam hidup ini berasal dari karunia Allah swt., sehingga kita selalu mensyukurinya.

3. Menyadari bahwa kita akan mati dan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan kita, sehingga kita berhati-hati dalam segala aktifitas selama hidup di alam fana ini.

4. Menyadari bahwa Allah swt., selalu memperhatikan kita, sehingga berusaha untuk selalu menjauhi perbuatan jahat, maksiat, mungkar, dan selalu berbuat kebaikan.

5. Menyadari dan bertaubat serta memohon ampun kepada Allah swt., apabila berbuat kesalahan atau berbuat yang diharamkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar