Muslimspot.com

Senin, 07 Maret 2011

Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Dan Peranannya Bagi Ketahanan Nasional

By: Jondra Pianda, S.Sy.

Khutbah Ke- I
 
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Dalam sebuah dialog bertajuk Bagaimanakah Nasib Kita Beberapa Tahun Kedepan, yang ditayangkan oleh salah satu stasiun TV beberapa bulan yang lalu, diperoleh satu kesimpulan bahwa satu- satunya factor yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan bangsa yang nyaris over-load di negara yang mayoritas muslim ini adalah dengan meningkatkan kesadaran beragama yang kuat.
Hal ini merupakan jawaban atas kegamangan tokoh- tokoh bangsa dalam menemukan format yang tepat sebagai solusi yang efektif menuntaskan negara dari korupsi, perampokan, pelanggaran HAM khususnya terorisme yang mengatasnamakan agama. Serta berntuk kejahatan- kejahatan kemanusiaan lainnya yang cukup menggoncang ketahanan nasional kita akhir- akhir ini.
Semua tokoh setuju bahwa semua agama menghendaki terciptanya kedamaian, ketenangan dan ketentraman umatnya dimanapun mereka berada. Islam sebagai agama dengan pemeluk terbesar ke- dua di dunia pun demikian. Islam menawarkan perilaku amar ma’ruf nahi munkar kepada umatnya untuk mendukung terciptanya kedamaian, ketenangan dan ketertraman. Hal inilah yang akan menjadi tema khotib pada khutbahnya dalam kesempatan ini.
Namun terlebih dahulu, perkenankanlah khotib mengajak hadirin sekalian untuk memanjatkan puji sanjung kita terhadap kehadirat Allah SWT, Allah Malikurrahman semata. Allah Pencipta, Pemelihara alam semesta. Allah yang kita junjung tinggi perintah-Nya, kita jauhi larangan-Nya, kita perjuangkan risalah-Nya. Allah, yang telah menurunkan kitab suci Al Qur’anul Karim, untuk menata seluruh lini kahidupan agar hidup manusia selamat di dunia dan akhirat.
Shalawat beriring salam mudah- mudahan senantiasa tercurahkan keharibaan Baginda Nabi Muhammad SAW., para sahabat, para pengikut dan para ulama yang setia mewarisi risalah dan ajarannya. Salah satu bentuk risalahnya yang paling utama bagi umatnya adalah pesan untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, pada kesempatan yang mulia ini, khotib mengajak diri khotib khususnya, dan hadirin sekalian  pada umumnya untuk senantiasa memelihara dan meningkatkan nilai- nilai ketaqwaan tersebut dalam kehidupan kita sehari- hari. Sehingga kita semua tergolong hamba Allah yang beruntung di dunia dan akhirat kelak. Allahumma amin. 
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Jalan menuju takwa itu banyak sekali caranya, salah satunya yaitu dengan menggelorakan semangat amar ma’ruf nahi mungkar. Term Amar ma’ruf artinya mengajak kepada orang lain untuk berbuat kebaikan, yaitu tindakan-tindakan yang diridhoi oleh Allah Swt. Sedangkan nahi mungkar mengandung suatu pengertian mencegah atau melarang tindakan-tindakan buruk yaitu tindakan-tindakan yang tidak diridoi oleh Allah ta’ala. Baik tindakan diri kita peribadi maupun tindakan- tindakan yang merajalela di sekitar kita.
Perlu kita ketahui bersama, bahwa amar ma’ruf nahi mungkar ini merupakan syiar agama islam, dan termasuk perkara yang sangatlah penting. Semakin banyak orang islam yang mau untuk ber -amar ma’ruf nahi mungkar maka semakin bertambahlah syiar agama kita dan sebaliknya ketika umat islam sendiri tidak ada ghiroh (semangat) untuk ber -amarma’ruf nahi mungkar maka harapan tegaknya syiar islam akan muncul. Bahkan, islam akan semakin lenyap, suram, dan berkarat tertutup oleh tindakan maksiat manusia yang akan semakin meraja lela disetiap waktu dan tempat.

Hal inilah terjadi sekarang ini, di negara yang bernama Indonesia, yang didaulat menjadi negara dengan meyoritas penduduk muslim terbesar di dunia ini. Ironis memang, namun itulah yang harus kita akui dengan lapang dada. Kondisi ketahanan negara akhir- akhir ini benar- benar sedang diuji dengan berbagai kasus seperti terorisme, penyerangan kantor polisi dan perampokan yang sedang hangat di perbincangkan.
Berbagai sentilan pun muncul terhadap islam, khususnya dari Barat. Yang memang dari awal telah menanam benih kebencian yang luar biasa terhadap islam sejak terjadinya peristiwa 11 September tahun 2001.  Yang menjadi persoalan sekarang addalah; akankah kita diam saja dengan tudingan- tudingan miring orang kafir itu? Tentu saja tidak. Lalu bagaimana cara kita membela islam dari gempurran yang dahsyat itu?
 
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Harus kita sadari bahwa yang menyebabkan kehancuran islam tidak lain adalah muslim itu sendiri. Faktanya dapat kita lihat dari seberapa banyak umat islam di negara ini yang meninggalkan shalat. Padahal, Nabi pernah mengingatkan bahwa “Sholat adalah tiang agama, barangsiapa mendirikan sholat maka dia mendirikan agama; barangsiapa meninggalkan sholat maka dia merobohkan agama”. Sedangkan fungsi sholat adalah untuk amar ma’ruf nahi munkar.
Hadits nabi ini dapat kita jadikan acuan bahwa selama umat islam lalai dengan shalatnya maka selama itu pula islam berada di ambang kehancuran. Sebab, dengan tidak mendirikan shalat maka tidak mungkin pulalah kesadaran akan ber- amar ma’ruf nahioo munkar akan terwujud. Sehingga seharusnya kita tidak perlu selalu mengkambing hitamkan Barat sebagai penyebab kehancuran islam.

Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...

Maka dari itu amar’ ma’ruf nahi mungkar menjadi fardu kifayah bagi umat islam baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun budak. Rasullah saw bersabda yang artinya:
Artinya:
“ barang siapa melihat sebuah kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya apabila tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya dan apabila belum mampu maka tolaklah dengan hati, akan tetapi itu selemah-lemahnya iman.”

Hadist ini menunjukan kepada kita bahwa bagaimanapun keadaan kita, kita tetap diperintahkan untuk ber- amarma’ruf nahi mungkar. Akan tetapi bukan berarti kita bertindak butral dan semaunya atas nama amarma’ruf nahi mungkar . seperti terorisme yang mengatasnamakan islam. Hal tersebut bukanya menyelesaikan  masalah akan tetapi malah menambah masalah dan seperti itu juga bukan cara-cara yang diajarkan  islam. Dalam berdakwwah islam memerintahkan kita untu memiilih cara-cara tercantik dan terbaik. Bukan anarkisme dan kekerasan.
    
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. وَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah Ke- Dua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.

Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Imam Al Ghozali dalam  Kitab ‘Ihya Ulumudin’ beliau berkata: “ bahwa wajib bagi umat islam untuk beramar ma’ruh nahi mungkar, yang pertama untuk dirinya sendiri dengan membiasakan diri mengerjakan perkara-perkara yang diwajibkan oleh Allah  dan meninggalkan perkara-perkara yang dilarang olehNya. Dan kemudian ditingkatkan dengan mengajak keluarganya untuk melakukan hal yang serupa, kemudian tetangganya, masyarakat sekitarnya dan demikian seterusnya mengajak kepada kebaikan dan menncegah kepada kemungkaran.” Sehingga akhirnya gerakan amar ma’ruf nahi mungkar bisa mensibgoh atau berpengaruh kesemua lapisan masyarakat, bangsa dan negara.
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama membulatkan tekad untuk bergerak, dengan tekat yang kokoh dan kuat untuk bergerak beramarma’ruf  nahi mungkar demi perbaikan diri, keluarga, masyarakat, dan ketahanan bangsa dan Negara kita. Aamiin.

ِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
اَللَّهُمَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ يَرْحَمُنَا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.










 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar