Muslimspot.com

Minggu, 06 Maret 2011

Pidato Agama SMP N I Purwosari dalam MTQ Tingkat SMP Gunungkidul

Oleh: Jondra Pianda, S.Sy.

ASSALAMU’ALAIKUM  WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUH
      
       إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ   يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Pertama- tama, izinkanlah saya menyampaikan salam ta’zim saya kepada para juri yang ngganteng- ngganteng dan penuh wibawa. Salam ta’zim kepada para guru yang selalu saya ikuti fatwa dan nasihatnya; dan salam sayang saya kepada teman- teman yang ada di majlis yang mubarak ini.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Puji sanjung yang dahsyat adalah milik Allah Malikurrahman semata. Allah Pencipta, Pemelihara alam semesta. Allah yang kita junjung tinggi perintah-Nya, kita jauhi larangan-Nya, kita perjuangkan risalah-Nya. Allah, yang telah menurunkan kitab suci Al Qur’anul Karim, untuk menata seluruh lini kahidupan agar hidup nikmat, selamat, tidak kualat dunia dan akhirat.
Shalawat beriring salam mudah- mudahan senantiasa tercurahkan keharibaan Baginda Nabi Muhammad SAW., para sahabat, para pengikut dan para ulama. Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya bersabda: “al ‘ulama’u waratsatul anbiyaa’” yang artinya “ulama adalah pewaris para Nabi”.
Yang menjadi pertanyaan adalah; siapa yang dimaksudkan Nabi Muhammad sebagai ‘ulama? Yang katanya akan mewarisi Nabi? Tentu saja, tidak lain adalah orang- orang yang mau meluangkan waktunya untuk berijtihad di jalan Allah. Menuntut ilmu demi kejayaan islam.  Kemudian, warisan apa yang akan kita peroleh jika kita berhasil menjadi ulama di masa depan? Jawabnya tidak lain adalah syafa’at Rasulullah SAW. Maka pada kesempatan yang penuh kemuliaan ini, saya sampaikan do’a mudah- mudahan kita semua para generasi muda bangsa, harapan Indonesia, menjadi ulama- ulama sebagai ujung  tombak kemajuan Islam pada zaman yang modern ini. Serta tidak ketinggalan tentunya, saya do’akan mudah- mudahan yang  keras jawab salamnya diselamatkan Allah SWT dalam hidupnya.. yang malas hilang malasnya, yang sakit hilang... sakitnya, yang medit hilang... meditnya, yang berduit hilang... ‘duitnya’. Allahumma amiin.
DEWAN JURI, PARA GURU DAN TEMAN- TEMAN YANG BERBAHAGIA
Islam adalah agama yang sangat luas cakupannya, universal sifatnya, yang tak hilang direlung waktu dan dimakan perkembangan zaman. Mulai dari syari’at manusia dilahirkan hingga ajal datang menjemput. Semuanya diatur dan ditata oleh Islam. Termasuk dalam masalah pendidikan orang tua atau guru terhadap anak didiknya. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa terdapat tiga kewajiban utama orang tua terhadap anaknya, yaitu:
1.    Memberi nama yang baik hingga memenuhi kebutuhannya
2.    Mendidiknya al qur’an sebagai sumber segala ilmu, dan
3.    Menikahkan pada usianya
SAUDARA HADIRIN YANG MULIA
Salah satu hamba Allah SWT yang tidak lagi diragukan kualitas imannya adalah Luqman Hakim. Manusia paling sukses dalam mendidik anaknya. Informasi tentang keshalihan Luqman Hakim diabadikan Allah dalam Al Qur’an yaitu surat Luqman ayat 13-19. Dari firman Allah SWT dalam surat Luqman itu, sebagaimana ditafsirkan oleh Imam Ali Ash- Shabuni, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa Luqman Hakim dalam mendidik puteranya, menekankan tiga hal, yaitu: jati diri, percaya diri dan harga diri.


Apa maksudnya?
Terdapat dua konsep jati diri pendidikan ala Luqman Hakim, yaitu konsep iman dan IPTEK. Bahwa hal yang pertama dan yang paling utama, yang dalam bahasa arabnya wajib, dalam bahasa inggrisnya must, dalam bahasa sundanya kudu, harus dalam bahasa indonesianya dan musti dalam bahasa perancisnya, bagi para orang tua tanamkan adalah benih iman sebagai bentuk pendidikan paling dini putra- putrinya. Seperti shalat, mengaji dan ibadah lainnya. Mengapa? Karena ibarat berada di sebuah persimpangan jalan maka iman menjadi kompasnya, ibarat mau menjelajahi dunia maka iman menjadi peta penuntun jalannya. Sehingga pengetahuan tentang iman itu sangatlah penting. Betul..! betul! ... betul!
Kemudian cukupkah hidup ini hanya dengan iman? Tentu saja tidak. Ada satu jadi diri lagi yang kita perlukan pada era globalisasi ini, yaitu menguasai IPTEK. Iman tanpa IPTEK, namanya GAPTEK. Guru atau murid yang GAPTEK hidupnya akan terombang- ambing karena dia tidak memiliki daya saing dengan orang lain. Begitu juga ketika seseorang telah menguasai IPTEK. Dia tidak akan menyalahgunakannya hanya jika ia mantap imannya. Inilah yang dimaksud dengan selogan “The fittest, the greatest”. Atau siapa yang kuat, dia yang dapat (hidup).  Bukankah Allah berjanji akan mengangkat derajat orang- orang yang berilmu bersama orang- orang yang beriman. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an Surat al- Mujadilah ayat 11, yang berbunyi:
 
 

Artinya:
“...Niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dengan penguasaan iman dan IPTEK yang baik ini. Maka tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa orang yang demikian adalah orang yang akan memiliki keperrcayaan diri yang kuat dan dihargai di masyarakat. Dengan demikian, kita akan menjadi orang- orang yang membawa pencerahan bagi nasib bangsa dan negara kita. Seperti lagu “We’re The World” oleh: Micheal Jackson. Berikut ini.
 
We are the world
We are the children
We are the ones who make a brighter day
So let’s start giving    There’s a choice we’re making
We’re saving our own lives
It’s true we’ll make a better day
Just you and me     
SAUDARA PARA HADIRIN YANG MULIA
Dari penjelasan tentang konsep pendidikan ala Luqman Hakim diatas maka dapat saya simpulkan bahwa ternyata Islam tidak sama sekali anti-teknologi sebagaimana pandangan orang. Justru Islam sangat mendukung pemeluknya untuk menguasai teknologi. Teknologi yang dilandasi oleh IMTAQ (Iman dan Taqwa) sebagai rambu- rambunya.
Jika demikian adanya, maka seharusnya kita tidak perlu mendengar dan menyaksikan tayangan televisi tentang penyelewengan penggunaan teknologi, seperti situs jejaring sosial face-book misalnya yang cukup menghebohkan beberapa waktu yang lalu.
Maka pada kesempatan yang cukup singkat ini, saya mengajak diri saya peribadi dan hadirin sekalian terutama teman- teman pelajar, untuk membagun karakter bangsa yang islami namun modern dengan cara menauladani penerapan konsep pendidikan ala Luqman Hakim tersebut. Iman, IPTEK dan harga diri. Sebagai modal kita untuk mampu mengatakan: No, to drugs! No, to amorality! dan No, to adultery!
Demikian saja yang dapat saya sampaikan, mudah- mudahan ada manfaat bagi dunia pendidikan kita selanjutnya. Akhirul Kalam. Billahi Taufiq wal Hidayah.
WASSALAMU’ALAIKUM WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar