Muslimspot.com

Rabu, 16 November 2011

Bab 4: Qona'ah dan Tasammu

 By: Jondra Pianda, S.Sy


A.     Qana’ah
1.      Pengertian Qana’ah
            Qanaah menurut arti bahasanya adalah merasa cukup. Dan secara istilah qanaah berarti merasa cukup atas apa yang dimilikinya. Misalnya, orang sudah diberi karunia rizqi oleh Allah SWT berupa gaji setiap bulan, maka dia merasa cukup dan bersyukur kepada-Nya. Lawan kata dari qanaah ini adalah tamak. Jadi, orang yang tamak adalah orang yang selalu merasa kurang, kurang, dan terus merasa kurang, Walaupun dia sudah mendapatkan karunia dan rizqi berlimpah. Dengan demikian, orang yang tamak ini identik dengan rakus, semuanya ingin dimiliki. Sudah punya satu, ingin dua; sudah punya dua, ingin tiga; sudah punya tiga, ingin empat, dan seterusnya. Sudah mempunyai ini, ingin juga yang itu; sudah punya itu, masih ingin yang lain. Akan semakin berbahaya apabila orang yang tamak ini tidak lagi menghiraukan mana yang halal dan mana yang haram.

            Qanaah tidak berarti pasrah (menerima tapi tidak berbuat untuk lebih baik). Bersikap qona’ah paling tidak meliputi 5 hal yaitu :
1.       Menerima dengan rela apa yang ada
2.       Memohon kepada Allah suatu tambahan rezeki yang layak dan diiringi dengan ikhtiyar
3.       Menerima dengan sabar akan semua ketentuan Allah
4.       Bertawakkal kepada Allah
5.       Tidak tertarik oleh segala tipu daya yang bersifat duniawi
Dalam hadis, Rasulullah bersabda:
عَنْ عَبْدِ الّلهِ ا بْنِ عُمَرُ قَا لَ: قَا لَ رَ سُوْلُ الّلهِ صَلَّى الّلهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : قَدْ اَفْلَحَ مَنْ اَسْلَمَ وَ رُزِقَ كَفَا فًا وَقَنَّعَهُ الّلهُ بِمَا اَ تَاهُ (رواه مسلم)
Artinya: “Abdullah bin Umar berkata: Rasulullah saw. telah bersabda: ‘sungguh beruntung orang-orang yang masuk islam, mendapat rezki secukupnya, dan ia merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya.” (HR. Muslim) 
Komponen-komponen qona’ah di atas merupakan suatu kekayaan bagi umat Islam yang sangat hakiki yang tidak akan pernah lenyap. Rasulullah bersabda:
قَا لَ رَ سُوْلُ الّلهِ صَلَّى الّلهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: اْلقَنَاعَةُ كَنْزٌلَا يَفْنَى (رواه الطبرانى)
Artinya : “Rasulullah saw., bersabda: qanaah itu merupakan simpanan yang tidak akan pernah lenyap.” (HR. Bukhari-Muslim).

Namun demikian, qana’ah tidak berarti masa bodoh dan bermalas-malasan dalam hidup serta tidak mau berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
            Orang yang qona’ah biasanya mempunyai prinsip bahwa apa yang diperoleh atau ada dalam dirinya merupakan kehendak Allah swt.
 2.   Fungai perilaku Qana’ah dalam kehidupan
      Fungsi qana’ah dalam kehidupan adalah:
a.    Sebagai pengendali (kontroler) agar tidak surut dalam keterputus-asaan dan tidak selalu maju dalam keserakahan.
b.    Sebagai stabilisator dalam kehidupan. Artinya, seorang muslim yang memiliki sifat qana’ah akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya, dan berkecukupan, dan bebas dari keserakahan. Ketidakhadiran sikap qana’ah dalam diri merekalah yang menyebabkan koruptor semakin bertambah di Indonesia.
c.     Sebagai dinamisator dalam kehidupan. Artinya, kekuatan batin yang mendorong seseorang untuk meraih kemenangan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia Allah swt. Dengan demikian, berarti qana’ah berlaitan dengan sikap hati dan mental seseorang.
B.      Tasammuh
1.       Pengertian Tasammuh
Manusia adalah makhluk sosial, artinya ia tidak bisa hidup sendiri. Oleh sebab itu, kondisi demikian memaksa untuk membutuhkan satu sama lain. Untuk itu, mereka perlu mengembangkan sikap tasamuh.
Tasamuh (toleransi) menurut arti bahasa adalah tenggang rasa. Sedangkan menurut istilah tasamuh diartikan sebagai suatu sikap saling menghargai atau tenggang rasa, baik sesame muslim maupun dengan non-muslim. Namun demikian, perlu diketahui bahwa tasammuh kepada non-muslim hanya sebatas pada urusan dunia saja, tidak untuk urusan akidah, syari’ah dan ubudiyah.
Tentang perilaku tasammuh ini, Allah swt., mengaskan dalam Al-Qur’an surah L-Hujarat (49) ayat 10:
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè?
Artinya: “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Rasulullah sangat menganjurkan umat islam untu bersatu, tidak bercerai-berai. Dalam hadisnya, Rasulullah saw., bersabda:
مَثَلُ اْلمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَوَادِهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاتُفِهِمْ كَمَثَلِ اْلجَسَدِ اَذَاشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَعَى لَهُ سَاءِرُ اْلجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَاْلحُمَى (رواه البخار و مسلم)
Artinya: “Kamu akan melihat orang-orang yang beriman dalam saling menyayangi, saling mencintai, saling mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka bagian yang lain pun ikut merasakannya dengan tidak dapat tidur dan badan panas “. (HR. Bukhari Muslim).

C.      Penerapan Tasamuh dalam Kehidupan
Sudah menjadi kehendak Allah SWT kalau bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Kemajemukan (keragaman) bangsa kita meliputi keragaman suku, ras, dan agama. Keragaman ini merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar. Sebaliknya, keragaman ini juga bisa berdampak kepada konflik antar kelompok bernuansa SARA (suku, agama, ras, an antargolongan) yang sangat merugikan. Keragaman bangsa Indonesia bisa menjadi potensi yang besar untuk membangun manakala segala perbedaan yang ada, diambil nilai positifnya. Karena adanya keragaman, maka orang Jawa bisa dengan mudah merasakan masakan Padang, orang Irian bisa merasakan enaknya lumpia Semarang, orang Aceh bisa merasakan sate Madura, orang Dayak bisa belajar membuat empek-empek Palembang. Karena keragaman itu pula, bangsa Indonesia kaya akan budaya, baik berupa seni tari, arsitektur rumah, upacara adat, dan keragaman lain.
Sebaliknya, kalau perbedaan yang ada dijadikan sumber konflik antar kelompok, maka tidak akan ada habisnya. Jangankan berbeda sukunya, beda kampung pun kalau mau dijadikan konflik, terjadilah tawuran antarkampung. Jangankan beda agama, sama-sama Islam namun beda tempat pengajiannya pun bisa menjadi ajang konflik. Masing-masing merasa paling benar. Oleh karenanya diperluan rasa saling memahami, saling mengerti, dan tenggang rasa. Sikap seperti ini disebut dengan toleransi. Dalam ajaran Islam toleransi ini disebut dengan istilah tasamuh.
Tasamuh atau toleransi ini sendiri merupakan salah satu pilar dalam ajaran Islam. Agama Islam adalah agama yang cinta damai dan mengajarkan kedamaian. Bangsa Arab yang dulunya merupakan bangsa yang suka bertikai antarkelompok, antarkabilah, dan antarsuku, dengan kedatangan Islam mereka menjadi bangsa yang damai. Dan kunci dari perdamaian itu adalah adanya kesadaran bertoleransi antarkelompok dan antarindividu. Dengan demikian, umat Islam yang benar-benar memahami ajarannya, tentu harus bersikap toleran, baik kepada saudara-saudaranya sesama Islam maupun kepada orang yang beragama selain Islam.
Firman Allah SWT :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw öyó¡o ×Pöqs% `ÏiB BQöqs% #Ó|¤tã br& (#qçRqä3tƒ #ZŽöyz öNåk÷]ÏiB Ÿwur Öä!$|¡ÎS `ÏiB >ä!$|¡ÎpS #Ó|¤tã br& £`ä3tƒ #ZŽöyz £`åk÷]ÏiB ( Ÿwur (#ÿrâÏJù=s? ö/ä3|¡àÿRr& Ÿwur (#rât/$uZs? É=»s)ø9F{$$Î/ ( }§ø©Î/ ãLôœew$# ä-qÝ¡àÿø9$# y÷èt/ Ç`»yJƒM}$# 4 `tBur öN©9 ó=çGtƒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqçHÍ>»©à9$# ÇÊÊÈ  
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Aku menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang lebih dicintai oleh Allah adalah yang lebih bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujurat : 11).

D.     Macam-Macam Tasamuh
Menurut sasarannya, tasamuh dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1.       Tasammuh terhadap Sesama Muslim
Banyak sekali hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa setiap muslim itu bersaudara. Persaudaraan antar-muslim ini tidak dibatasi oleh ruang dan lingkup tertentu saja. Di manapun muslim itu berada, maka mereka semua adalah saudara-saudara kita. Persaudaraan antarmuslim ini tidak dibatasi oleh tempat pengajian, organisasi, wilayah, negara, maupun bangsa.
Rasulullah saw., menegaskan bahwa orang yang beriman adalah orang-orang yang mencintai milik saudaranya seperti mencintai miliknya sendiri.
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى  اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِه) رواه البخاري ومسلم(
Artinya: Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim).
2.       Tasammuh Kepada Non Muslim
Walaupun Allah menyatakan bahwa agama yang diridhai di sisi-Nya adalah agama Islam, hal ini bukan berarti semua orang harus dipaksa memeluk agama Islam. Umat Islam boleh berbuat semena-mena kepada umat yang bukan muslim. Nabi Muhammad saja, sebagai manusia yang paling taat dan dekat kepada Allah SWT. beliau selalu diingatkan oleh Allah SWT bahwa tugas beliau hanya menyampaikan berita (al balagh) dari Allah SWT. Rasulullah SAW tidak berhak dan tidak bisa memaksa orang lain untuk percaya dan mengikuti beliau, betapapun benar dan mulianya ajaran yang dibawanya. Pada suatu ketika Rasulullah terbersit keinginannya untuk memaksakan ajarannya kepada para Quraisy yang belum beragama Islam, maka turun peingatan dari Allah dalam surat Yunus ayat 99:
öqs9ur uä!$x© y7/u z`tBUy `tB Îû ÇÚöF{$# öNßg=à2 $·èŠÏHsd 4 |MRr'sùr& çn̍õ3è? }¨$¨Z9$# 4Ó®Lym (#qçRqä3tƒ šúüÏZÏB÷sãB ÇÒÒÈ  
Artinya : “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki : tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman seluruhnya?”.
Oleh karena itu, sikap toleran, menghargai, dan menghormati bahkan bisa bekerja sama dengan orang yang bukan Islam juga merupakan bagian dari ajaran Allah SWT yang harus dilaksanakan oleh umat muslim.
Ayat di atas juga menjelaskan bahwa sikap toleransi tidak memandang suku, bangsa, dan ras. Karena mereka terpaut dalam satu keyakinan sebagai makhluk Allah di muka bumi. Di hadapan Allah semuanya memiliki hak dan kewajiban yang sama. Adapun yang membedakan mereka di hadapan Allah adalah prestasi taqwa.

E.      Fungsi Tasamuh Dalam Kehidupan
1.       Dapat menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
2.       Dapat menimbulkan rasa saling menghormati antarsesama.
3.       Dapat menciptakan rasa aman, tenang, damai, dan keserasian dalam masyarakat.
4.       Dapat menjalin rasa persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar